TANGGAPAN PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,
NADIEM MAKARIEM PADA PELANTIKAN
REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA
Rendra Ananta
Prima Hardiyanta
Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan Universitas Negeri Yogyakarta
Pada era revlolusi industri 4.0 impact/dampak lebih penting daripada sekedar rangking. Tantangan
kedepan dunia pendidikan dunia industri di dunia industri dan teknologi semakin
cepat, rumit, dan sulit diprediksi. Hal yang simpel menjadi tidak simpel. Fokus
pembangunan nasional presiden Jokowi di periode yang kedua ini adalah
meningkatkan Sumber Daya Manusia yang unggul dengan cara mencetak
pemimpin-pemimpin masa depan dari mahasiswa. Perlu proses pembinaan dan
pencetakan karakter di perguruan tinggi. Prioritas pembangunan akan fokus pada
proses pembentukan karakter. Segala keputusan yang diambil perguruan tinggi
harus merdampak terhadap pencetakan pemimpin-pemimpin masa depan yang
berkarakter. Target yang diambil Pak Jokowi dan Pak Nadiem merupakan langkah
yang tepat karena Indonesia sedang mengalami krisis kepemimpinan. Universitas
Negeri Yogyakarta mengklaim merupakan universitas dengan leading in character menyiapkan pemimpin bangsa yang cendekia melalui
berbagai kegiatan kurikuler di kelas maupun ekstrakulikuler dengan berbagai UKM
dan Tutorial PAI untuk meningkatkan ketaqwaan.
Diterima atau tidak kita memasuki era dimana gelar
tidak menjamin kompetensi, kelulusan tidak menjamin kesiapan berkarya dan
bekerja, akreditasi tidak menjamin mutu, masuk kelas tidak menjamin belajar.
Hal ini harus segera kita sadari dan akui dan kita harus bicara secara terbuka
dan berdiskusi tentang hal ini. Melihat ketidakpastian hasil pendidikan yang
ada perlu disusun sebuah sistem pendidikan yang mampu melayani peserta didik
agar dapat bertahan hidup dan terus mengembangkan kariernya di masa revolusi
industri 4.0 maupun society 5.0. Sistem pendidikan yang dirancang harus melayani
kebutuhan industri masa depan dan kebutuhan pemimpin masa depan yang bukan
hanya memikirkan nasibnya sendiri namun nasib seluruh rakyat Indonesia.
Intepretasi pengembangan sumber daya manusia dalam
dunia pendidikan yang dimaksud Pak Jokowi menurut Pak Nadiem adalah (1) merdeka
belajar dan (2) guru/dosen penggerak. Kemerdekaan belajar adalah kemerdekaan di
setiap jenjang pendidikan, Pemerintah memberikan kepercayaan/otonomi lembaga
pendidikan. Mahasiswa diberikan kemerdekaan untuk belajar sesuai dengan minat, kepentingan
dan kemauannya, dan sesuai interestingnya. Hubungan Internasional S-1 nya
Nadiem Makariem hanyalah sebagai starting
point pendidikan, bukan menjadi penentu masa depan. Mahasiswa diberikan
kebebasan mengambil berbagai macam hal, termasuk (mata kuliah, kegiatan
mahasiswa) apapun dimanapun. Sistem pendidikan perguruan tinggi yang seperti
ini akan meningkatkan minat dalam belajar. Jika minat belajar tinggi maka
prestasinya juga diprediksi akan naik. Sistem pendidikan yang seperti ini akan
menghasilkan beraneka ragam jenis lulusan walaupun berada dalam satu program
studi yang sama. Lulusan semakin beragam kompetisi juga semakin ketat. Hal yang
perlu diatur adalah tentang kurikulum wajib yang harus ditempuh, wajib lulus,
dan optional yang bisa dipilih disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha dan
dunia kerja abad 21. Tentu kurikulum wajib tetap harus ada terutama tentang
pendidikan karakter dan pendidikan pancasila.
Guru/Dosen penggerak yaitu guru/dosen yang tidak akan
malu dan jurstru akan lebih bangga jika mahasiswanya lebih pintar daripada
dirinya. Dosen penggerak akan berubah paradigma dari memberi
ceramah/diskusi/tugas berubah menjadi memfasilitasi pembelajaran yang
dibutuhkan mahasiswa. Dosen penggerak akan lebih banyak belajar dan menanyakan
pertanyaan dari mahasiswa daripada memberikan ceramah dari ilmunya. Dosen
penggerak akan mencari orang yang lebih tepat untuk meningkatkan kualitas
pembelajarannya. Dosen akan membuat video materi kemudian ketika berada kelas penuh
dengan diskusi, bedebat, dan merumuskan ide untuk menghasilkan sesuatu hal yang
baru untuk mengatasi berbagai masalah di lapangan. Dosen penggerak akan aktif
mengerjakan proyek di luar dan mengajak mahasiswanya untuk membantu dalam
pekerjaannya tersebut. Dosen penggerak akan selalu menanyakan pada setiap
pembelajaran apakah setiap pelajaran relevan untuk masa depan mahasiswa atau
tidak. Tantangan untuk menjadi dosen penggerak juga cukup sulit melihat dosen
profesional sudah mendekati tahun pensiun padahal ilmu dan pengalamannya masih
dibutuhkan. Melihat hal tersebut perlu ada asistensi dosen, yaitu setiap dosen
harus memiliki proyek di luar kampus yang melibatkan mahasiswa untuk membantu
dalam proyeknya tersebut. Proyek yang dikerjakan adalah proyek dari industri,
pemerintah, swasta atau pesanan dari luar negeri. Hal ini selain menguntungkan
pendidikan juga dapat mendongkrak perekonomian Indonesia.