Jumat, 13 Desember 2019

TANGGAPAN PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, NADIEM MAKARIEM PADA PELANTIKAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA

TANGGAPAN PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,
NADIEM MAKARIEM PADA PELANTIKAN
REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA

Rendra Ananta Prima Hardiyanta
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Negeri Yogyakarta



Pada era revlolusi industri 4.0 impact/dampak lebih penting daripada sekedar rangking. Tantangan kedepan dunia pendidikan dunia industri di dunia industri dan teknologi semakin cepat, rumit, dan sulit diprediksi. Hal yang simpel menjadi tidak simpel. Fokus pembangunan nasional presiden Jokowi di periode yang kedua ini adalah meningkatkan Sumber Daya Manusia yang unggul dengan cara mencetak pemimpin-pemimpin masa depan dari mahasiswa. Perlu proses pembinaan dan pencetakan karakter di perguruan tinggi. Prioritas pembangunan akan fokus pada proses pembentukan karakter. Segala keputusan yang diambil perguruan tinggi harus merdampak terhadap pencetakan pemimpin-pemimpin masa depan yang berkarakter. Target yang diambil Pak Jokowi dan Pak Nadiem merupakan langkah yang tepat karena Indonesia sedang mengalami krisis kepemimpinan. Universitas Negeri Yogyakarta mengklaim merupakan universitas dengan leading in character menyiapkan pemimpin bangsa yang cendekia melalui berbagai kegiatan kurikuler di kelas maupun ekstrakulikuler dengan berbagai UKM dan Tutorial PAI untuk meningkatkan ketaqwaan.

Diterima atau tidak kita memasuki era dimana gelar tidak menjamin kompetensi, kelulusan tidak menjamin kesiapan berkarya dan bekerja, akreditasi tidak menjamin mutu, masuk kelas tidak menjamin belajar. Hal ini harus segera kita sadari dan akui dan kita harus bicara secara terbuka dan berdiskusi tentang hal ini. Melihat ketidakpastian hasil pendidikan yang ada perlu disusun sebuah sistem pendidikan yang mampu melayani peserta didik agar dapat bertahan hidup dan terus mengembangkan kariernya di masa revolusi industri 4.0 maupun society 5.0. Sistem pendidikan yang dirancang harus melayani kebutuhan industri masa depan dan kebutuhan pemimpin masa depan yang bukan hanya memikirkan nasibnya sendiri namun nasib seluruh rakyat Indonesia.

Intepretasi pengembangan sumber daya manusia dalam dunia pendidikan yang dimaksud Pak Jokowi menurut Pak Nadiem adalah (1) merdeka belajar dan (2) guru/dosen penggerak. Kemerdekaan belajar adalah kemerdekaan di setiap jenjang pendidikan, Pemerintah memberikan kepercayaan/otonomi lembaga pendidikan. Mahasiswa diberikan kemerdekaan untuk belajar sesuai dengan minat, kepentingan dan kemauannya, dan sesuai interestingnya. Hubungan Internasional S-1 nya Nadiem Makariem hanyalah sebagai starting point pendidikan, bukan menjadi penentu masa depan. Mahasiswa diberikan kebebasan mengambil berbagai macam hal, termasuk (mata kuliah, kegiatan mahasiswa) apapun dimanapun. Sistem pendidikan perguruan tinggi yang seperti ini akan meningkatkan minat dalam belajar. Jika minat belajar tinggi maka prestasinya juga diprediksi akan naik. Sistem pendidikan yang seperti ini akan menghasilkan beraneka ragam jenis lulusan walaupun berada dalam satu program studi yang sama. Lulusan semakin beragam kompetisi juga semakin ketat. Hal yang perlu diatur adalah tentang kurikulum wajib yang harus ditempuh, wajib lulus, dan optional yang bisa dipilih disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia kerja abad 21. Tentu kurikulum wajib tetap harus ada terutama tentang pendidikan karakter dan pendidikan pancasila.

Guru/Dosen penggerak yaitu guru/dosen yang tidak akan malu dan jurstru akan lebih bangga jika mahasiswanya lebih pintar daripada dirinya. Dosen penggerak akan berubah paradigma dari memberi ceramah/diskusi/tugas berubah menjadi memfasilitasi pembelajaran yang dibutuhkan mahasiswa. Dosen penggerak akan lebih banyak belajar dan menanyakan pertanyaan dari mahasiswa daripada memberikan ceramah dari ilmunya. Dosen penggerak akan mencari orang yang lebih tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Dosen akan membuat video materi kemudian ketika berada kelas penuh dengan diskusi, bedebat, dan merumuskan ide untuk menghasilkan sesuatu hal yang baru untuk mengatasi berbagai masalah di lapangan. Dosen penggerak akan aktif mengerjakan proyek di luar dan mengajak mahasiswanya untuk membantu dalam pekerjaannya tersebut. Dosen penggerak akan selalu menanyakan pada setiap pembelajaran apakah setiap pelajaran relevan untuk masa depan mahasiswa atau tidak. Tantangan untuk menjadi dosen penggerak juga cukup sulit melihat dosen profesional sudah mendekati tahun pensiun padahal ilmu dan pengalamannya masih dibutuhkan. Melihat hal tersebut perlu ada asistensi dosen, yaitu setiap dosen harus memiliki proyek di luar kampus yang melibatkan mahasiswa untuk membantu dalam proyeknya tersebut. Proyek yang dikerjakan adalah proyek dari industri, pemerintah, swasta atau pesanan dari luar negeri. Hal ini selain menguntungkan pendidikan juga dapat mendongkrak perekonomian Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar