Kamis, 24 Desember 2020

Profil Kader Muhammadiyah

Profil kader Muhammadiyah yang ideal minimal memiliki 4 (empat) kompetensi yaitu (1). Kompetensi keberagamaan (2) Kompetensi akademis dan istelektual, (3).Kompetensi sosial kemanusiaan dan kepeloporan dan (4) Kompetensi keorganisasian dan kepemimpinan:

A. Kompetensi keberagamaan.
Kader Muhammadiyah membekali diri dengan pemahaman keagamaan yang lebih baik , dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1) Kemurnian aqidah (keyakinan berbasis tauhid yang bersumber pada ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang shahih dan maqbullah) yang membentuk keshalehan dalam kehidupan.
2) Ketaatan beribadah (senantiasa menjalankan ibadah mahdhah, baik yang wajib maupun yang sunnat tathawwu’ sesuai tuntunan Rasulullah) yang tahsinah (kemanfaatan dan fungsi) dari ibadah itu terpantul dalam kehidupan sehari-hari.
3) Keiklasan (melakukan sesuatu semata-mata karena Allah SWT) dalam hidup dan berjuang menegakkan ajaran Islam melalui Muhammadiyah.
4) Shiddiq (jujur dan dapat dipercaya) dalam hati, kata, dan tindakan.
5) Amanah (komitmen dan tanggung jawab moral yang tinggi) dalam mengemban tugas organisasi.
6) Berjiwa gerakan (semangat untuk aktif dalam Muhammadiyah sebagai panggilan jihad di jalan Allah)

B. Kompetensi akademis dan intelektual.
Kader Muhammadiyah yang ideal adalah kader yang memiliki intelektulitas yang dicirikan dengan nilai – nilai :
1) Fathonah (kecerdasan pikiran sebagai Ulul Albab) dalam berpikir, berwawasan, dan menghasilkan karya pemikiran.
2) Tajdid (pembaruan dan berpikiran maju) dalam mengembangkan kehidupan dan menggerakkan Persyarikatan sesuai jiwa ajaran Islam.
3) Istiqamah (konsisten) dalam lisan, pikiran, dan tindakan.
4) Etos belajar (semangat dan kemauan keras) untuk selalu mengembangkan diri, mencari dan memperkaya ilmu, serta mengamalkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan.
5) Moderat (arif dan mengambil posisi di tengah) dalam bersikap,berpikiran dan bertindak.

C. Kompetensi social kemanusiaan dan kepeloporan.
Kader Muhammadiyah yang ideal peka terhadap permasalahan sosial umat, yang dapat dicirikan dengan nilai-nilai sebagai berikut :
1) Keshalehan (perilaku yang baik) dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat luas.
2) Kepedulian sosial (ketepanggilan dalam meringankan beban hidup orang lain).
3) Suka beramal (gemar melaksanakan amal shaleh untuk kemaslahatan hidup).
4) Keteladanan (menjadi uswah hasanah [teladan yang baik] dalam seluruh hidup dan tindakan).
5) Tabligh (menyampaikan kebaikan kepada orang lain, komunikatif, dan terampil membangun jaringan).
6) Inovatif (menemukan hal-hal baru) dalam mengembangkan kemajuan organisasi.
7) Berpikiran maju dan membawa Muhammadiyah pada kemajuan di berbagai bidang yang menjadi misi dan usaha gerakan.

D. Kompetensi keorganisasian dan kepemimpinan.

Kader Muhammadiyah yang ideal memiliki semangat berorganisasi dan memiliki jiwa kepemimpinan yang dapat dicirikan dengan nilai-nilai sbb:
1) Pengkhidmatan dan partisipasi aktif dalam peran keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal.
2) Menempati posisi apapun dengan semangat iklas,berdedikasi,berprestasi, dan menghasilkan hal-hal terbaik.
3) Menjadi bagian yang menyatu dengan denyut nadi kehidupan Persyarikatan, umat, dan bangsa sebagai wujud menjalankan misi organisasi.
4) Berkomitmen dan menjunjung tinggi ideology Muhammadiyah dan mampu bersikap tegas tetapi arif dalam membela serta menegakkan prinsip dan kepentingan Persyarikatan.
5) Mengutamakan misi dan kepentingan Muhammadiyah di atas lainnya dengan niat iklas dan berkhidmat.

REFERENSI:
http://mpkjogja.blogspot.com/2012/07/visi-misi.html

Minggu, 27 September 2020

Learning Management System (LMS) vs Learning Content Management System (LCMS)

Learning Management System (LMS) vs Learning Content Management System (LCMS)


Apa perbedaan antara LMS, LCMS, dan CMS? Pertanyaan ini sering menimbulkan kebingungan di antara mereka yang berbelanja alat perangkat lunak yang tepat untuk organisasi mereka. Tidak perlu khawatir — kami tahu perbedaannya dan kami akan membagikan pengetahuan kami.

Pertama, mari kita tentukan singkatannya. “LMS” adalah singkatan dari “Learning Management System”, platform perangkat lunak yang digunakan untuk menyampaikan dan melacak kursus pelatihan. "LCMS" adalah singkatan dari "Learning Content Management System", atau perangkat lunak yang digunakan untuk membuat dan mengelola konten pembelajaran. Terakhir, "CMS" adalah "Sistem Manajemen Konten", atau perangkat lunak yang digunakan untuk mengatur konten yang terdiri dari situs web.

Apakah Anda seorang pemula elearning atau direktur pelatihan berpengalaman, Anda harus memahami sistem ini untuk mengetahui alat mana yang Anda butuhkan dalam program pembelajaran dan pengembangan Anda. Mari kita perjelas perbedaannya:

 Apa itu Sistem Manajemen Pembelajaran?

Biasanya digunakan dalam pelatihan perusahaan dan pengaturan pendidikan tinggi, sistem manajemen pembelajaran adalah platform perangkat lunak yang menyimpan dan menyampaikan konten pelatihan dan kemudian melacak partisipasi dalam pelatihan. Kebanyakan LMS memungkinkan manajer pembelajaran untuk mengunggah konten pelatihan online yang dibuat dengan berbagai alat pembuatan, selama konten tersebut sesuai dengan SCORM, format file standar industri. LMS kemudian memungkinkan perusahaan untuk memberikan pelatihan kepada karyawan mereka, melacak partisipasi mereka, dan menghasilkan dokumentasi aktivitas dan hasil pelatihan karyawan. Di sektor di mana perusahaan secara hukum diwajibkan untuk memberikan jenis pelatihan keselamatan atau kepatuhan tertentu, LMS adalah alat penting untuk melacak kepatuhan perusahaan.

Terakhir, menggunakan LMS memungkinkan perusahaan untuk membuat jalur kursus pelatihan yang berbeda untuk diberikan kepada kelompok karyawan yang berbeda untuk memenuhi tujuan pelatihan khusus mereka — membuat program pembelajaran yang disesuaikan untuk setiap karyawan, sesuai kebutuhan. Selain memberikan dan melacak kursus pelatihan online, banyak LMS memungkinkan manajer pelatihan untuk melacak partisipasi karyawan dalam jenis program pelatihan lainnya, seperti kelas tatap muka. Bluevolt, Litmos, dan Topyx adalah contoh dari beberapa sistem pengelolaan pembelajaran.

 Apa itu Sistem Manajemen Isi Pembelajaran?

Berbeda dengan LMS, sistem pengelolaan konten pembelajaran terutama digunakan untuk membuat, menyimpan, dan mengatur konten elearning. Desainer instruksional menggunakan perangkat lunak ini untuk mengembangkan, mengelola, dan menerbitkan konten pelatihan. Daripada membuat katalog kursus untuk khalayak luas, platform LCMS memungkinkan kursus tunggal dimodifikasi untuk pelajar individu.

Sistem LCMS biasanya memungkinkan banyak kolaborator bekerja sama untuk membuat konten yang kemudian dapat diterbitkan dalam berbagai format. Perbedaan utama antara LMS dan LCMS adalah pengguna target. Pengguna LMS adalah pelajar, sedangkan pengguna LCMS adalah pembuat konten pembelajaran.

Banyak LCMS juga memiliki kemampuan untuk menyimpan dan menyampaikan kursus versi lama. Perusahaan yang ingin kursus yang disesuaikan dikirimkan kepada karyawan mereka biasanya menggunakan LCMS. Saat merancang materi pelatihan untuk disampaikan melalui LCMS, personel pembelajaran dan pengembangan harus meneliti penulis dan penerbit yang berkualitas. Xyleme dan Kenexa adalah dua contoh sistem pengelolaan konten pembelajaran.

 Apa itu Sistem Manajemen Konten?

Sistem manajemen konten membuat kerangka di mana konten disimpan dan ditampilkan di situs web. Sistem ini mengelola berbagai bentuk konten, termasuk file, gambar, dokumen elektronik, file audio, dan banyak lagi.

Fungsi CMS memungkinkan distributor untuk memutuskan konten mana yang ditampilkan secara pribadi atau publik. Konten dapat dengan mudah diberi tag menggunakan metadata, yang paling baik untuk mencari dan menggunakan konten dengan cepat dan efisien. Drupal dan WordPress adalah sistem manajemen konten populer yang digunakan untuk membuat semua jenis situs web. Berbeda dengan CMS, CMS pembelajaran dikhususkan untuk pembuatan dan pengelolaan konten pembelajaran.

 Sistem Manajemen dalam Ringkasan

Anda memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengirimkan konten di ketiga sistem manajemen. Meskipun sistem manajemen ini memiliki beberapa kesamaan, namun pada akhirnya memiliki fungsi yang berbeda.

Luangkan waktu untuk mempelajari persamaan dan perbedaan ini untuk menghindari penggunaan akronim yang salah dalam diskusi profesional. Segera setelah Anda mulai menggunakan akronim ini dalam diskusi… Anda akan terdengar seperti ahli elearning.

Sistem manajemen apa yang Anda gunakan untuk tim Anda? Bagikan dengan kami di komentar.

Senin, 07 September 2020

Selasa, 25 Agustus 2020

Selasa, 18 Agustus 2020

Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


Alat Pemadam Api Ringan (APAR) merupakan alat yang digunakan untuk memadamkan kebakaran ringan yang terjadi di lingkungan yang tidak terlalu luas. APAR merupakan pemadam kebakaran portable sehingga mudah untuk dipindahkan dan dibawa kemana-mana. APAR memiliki banyak jenisnya. Jenis kebakaran diklasifikasikan berdasarkan bahan yang terbakar. Berikut ini adalah materi singkat APAR, semoga bermanfaat.


Senin, 17 Agustus 2020

Elemen Kebijakan Ketenagakerjaan


Elemen kebijakan ketenagakerjaan perlu dipahami untuk menentukan arah dan tujuan pembuat kebijakan di bidang ketenagakerjaan. Pendidikan vokasional termasuk di dalamnya SMK dan Politeknik merupakan pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja. Pendidikan vokasional fokus pada membentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk bekerja. Dalam rangka menyusun kebijakan ketenagakerjaan maupun pendidikan vokasional memerlukan pertimbangan dari elemen kebijakan ketenagakerjaan. Tugas sekolah vokasional bukan hanya mencetak dan menyalurkan tenaga kerja namun juga menjamin optimalisasi tenaga kerja hingga pemensiunan atau pemberhentian tenaga kerja purna tugas. Harapannya dengan mempertimbangkan elemen-elemen di bawah ini maka perencanaan tenaga kerja di Indonesia akan semakin baik lagi dan dapat menekan angka pengangguran. Elemen kebijakan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Lingkungan eksternal strategis,

Lingkungan eksternal adalah salah satu elemen kebijakan ketenagakerjaan yang mempengaruhi kebijakan yang berasal dari luar organisasi/entitas/institusi, tidak nampak, dan tidak bisa dikontrol keadaannya. contoh: globalisasi, covid19,

b. Kondisi internal organisasi/entitas/institusi

Kondisi internal organisasi/entitas/institusi adalah salah satu elemen kebijakan ketenagakerjaan yang berasal dari dalam organisasi/entitas/institusi dan bisa dikontrol keadaannya. Contoh: kondisi geografis, potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia.

c. Perencanaan Ketenagakerjaan

Perencanaan menjadi elemen yang cukup penting dalam kebijakan ketenagakerjaan, karena gagal dalam perencanaan sama dengan merencanakan kegagalan. Perencanaan ketenagakerjaan juga akan memberikan gambaran arah tujuan kebijakan yang jelas.

d. Rekrutmen dan seleksi tenaga kerja

Rekrutmen tenaga kerja adalah proses mencari dan menarik calon tenaga kerja untuk menjadi tenaga kerja. Seleksi tenaga kerja adalah proses memilih calon tenaga kerja yang paling layak mendapatkan posisi untuk menjadi tenaga kerja.

e. Penempatan tenaga kerja

Penempatan tenaga kerja adalah menempatkan tenaga kerja yang telah diseleksi ke tempat kerja yang telah direncanakan sesuai dengan perencanaan ketenagakerjaan. Penempatan tenaga kerja menggunakan prinsip: kemanusiaan, demokrasi, the right man on the right place, equal pay for equal work, prinsip kesatuan arah, prinsip kesatuan tujuan, prinsip komando, prinsip efisiensi dan produktivitas kerja. Faktor penempatan tenaga kerja antara lain: prestasi akademik, pengalaman, kesehatan fisik dan mental, status perkawinan, serta usia.

f. Pemanfaatan tenaga kerja

Pemanfaatan tenaga kerja adalah proses mengambil manfaat dari tenaga kerja yang telah ditempatkan di tempat kerja untuk memproduksi barang dan/atau jasa yang bisa bermanfaat bagi orang lain atau dibutuhkan pasar.

g. Evaluasi tenaga kerja

Evaluasi tenaga kerja adalah penilaian secara keseluruhan terhadap tenaga kerja yang telah memproduksi barang dan/atau jasa untuk menentukan kualitas kecakapan tenaga kerja dalam melaksanakan uraian pekerjaan.

h. Pembinaan dan Pengembangan tenaga kerja

Pembinaan dan pengembangan tenaga kerja dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) sehingga mampu mencapai visi dan misi organisasi/entitas/institusi dengan waktu yang lebih singkat.

i. Permutasian tenaga kerja

Tindak lanjut dari evaluasi tenaga kerja adalah mutasi tenaga kerja yaitu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan secara horizontal maupun vertikal (promosi/demosi). Tujuan mutasi jabatan adalah memutasikan tenaga kerja pada posisi dan pekerjaan yang tepat agar semangat dan produktivitas meningkat.

j. Pengendalian tenaga kerja

Pengendalian tenaga kerja meruakan kegiatan mengarahkan tenaga kerja untuk bekerja sesuai dengan uraian pekeraan yang diberikan dengan baik tanpa mengganggu tenaga kerja lainnya.

k. Pemeliharaan tenaga kerja

Tenaga kerja bukanlah robot namun manusia yang memiliki keterbatasan dalam beberapa hal sehingga perlu dipelihara baik dari segi kesehatan fisik maupun mental. Pemeliharaan tenaga kerja adalah proses menjaga tenaga kerja agar selalu berada pada kondisi optimal untuk bekerja.

l. Imbal Jasa

Imbal jasa adalah penghargaan yang diberikan kepada tenaga kerja yang telah bekerja sesuai dengan uraian pekerjaan. Imbal jasa yang diberikan umumnya berbentuk gaji dalam bentuk uang.

m. Hubungan Kerja

Hubungan kerja merupakan ikatan antara tenaga kerja satu dengan tenaga kerja yang lain. Hubungan kerja perlu dijaga tetap baik agar produktivitas tenaga kerja juga tetap baik.

n. Perlindungan

Perlindungan yang diberikan kepada tenaga kerja antara lain perlindungan jaminan kesehatan, kesejahteraan, dan perlindungan hukum. Perlindungan memberikan kesehatan mental pada tenaga kerja sehingga merasa aman dan terjamin kelangsungan hidupnya.

o. Dokumentasi Personalia

Dokumentasi personalia adalah database tenaga kerja yang dapat digunakan sebagai dasar menentukan kebijakan ketenagakerjaan. Dokumentasi personalia berisi identitas, riwayat, dan perkembangan tenaga kerja ketika berada di tempat kerja. Dokumentasi personalia menjadi hal yang penting untuk permutasian, penempatan, dan pengendalian tenaga kerja.  

p. Pemutusan hubungan kerja/Pemensiunan

Pemutusan hubungan kerja adalah pemberhentian tenaga kerja sehingga tidak diizinkan untuk bekerja karena alasan tertentu. Pemensiunan adalah pemberhentian tenaga kerja setelah memenuhi persyaratan pemensiunan menyelesaian uraian pekerjaan selama jangka waktu tertentu atau emmenuhi syarat pensiun. Tenaga kerja yang telah pensiun mendapatkan dana pensiun atau pesangon untuk bekal hidup setelah melaksanakan pengabdian di tempat kerja.

Kamis, 06 Agustus 2020

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan prioritas utama dalam dunia usaha dan dunia industri. K3 berhubungan dengan kehidupan manusia baik pekerja, benda kerja, maupun lingkungan kerja. Pengelolaan K3 yang baik akan berpengaruh terhadap kondisi psikologis dan produktivitas di tempat kerja. Materi K3 sengaja kami sediakan agar dapat memudahkan kita memahami konsep dasar K3, bahaya di tempat kerja, dan analisis resiko bahaya di tempat kerja terutama di bidang otomotif. Semoga materi ini bisa bermanfaat. Kritik dan saran dapat dituliskan pada kolom komentar. Terima kasih.

Selasa, 30 Juni 2020

MATERI PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN (PMKR)

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Berikut ini adalah kumpulan link download materi pelajaran
Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan (PMKR)
Semoga Bermanfaat.




KD 3.1  Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup

KD 3.2 Menerapkan cara perawatan sistem pelumasan

KD 3.3 Menerapkan cara perawatan sistem pendinginan

KD 3.4 Menerapkan cara perawatan sistem bahan bakar bensin konvensional/karburator

KD 3.5 Menerapkan cara perawatan sistem bahan bakar bensin injeksi (Electronic Fuel Injection/EFI)

KD 3.6 Menerapkan cara Perawatan Engine Management System (EMS)

KD 3.7 Menerapkan cara perawatan  sistem bahan bakar diesel pompa injeksi In-Line

KD 3.8 Menerapkan cara perawatan  sistem bahan bakar diesel pompa injeksi Rotary

KD 3.9 Menerapkan cara perawatan  sistem bahan bakar diesel Common Rail

KD 3.10 Mengevaluasi hasil perawatan berkala Mesin Kendaraan Ringan

KD 3.11  Mendiagnosis kerusakan mekanisme kepala silinder dan kelengkapannya

KD 3.12 Mendiagnosis kerusakan mekanisme blok silinder dan kelengkapannya

KD 3.13 Mendiagnosis kerusakan sistem pelumasan

KD 3.14 Mendiagnosis kerusakan sistem pendinginan

KD 3.15 Mendiagnosis kerusakan sistem bahan bakar bensin konvensional/karburator

KD 3.16 Mendiagnosis kerusakan sistem bahan bakar bensin injeksi (Electronic Fuel Injection/EFI)

KD 3.17 Mendiagnosis kerusakan Engine Management System (EMS)

KD 3.18 Mendiagnosis kerusakan  ystem bahan bakar diesel pompa injeksi In-Line

KD 3.19 Mendiagnosis kerusakan sistem bahan bakar diesel pompa injeksi Rotary

KD 3.20 Mendiagnosis kerusakan sistem bahan bakar diesel Common Rail

KD 3.21 Mengevaluasi hasil perbaikan mesin kendaraan ringan

Demikian semoga bermanfaat,
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Tips Berbisnis Ala Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam



Tips berbisnis ala Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam adalah sebagai berikut. 

1. Mencari ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bukan yang lain
2. Menggunakan prinsip kejujuran, transparan, dan terbuka
3. Mengutamakan sopan santun
4. Tidak memberikan sumpah atau berlebihan terhadap barang dagangan
5. Mengutamakan prinsip suka sama suka dalam berdagang
6. Tidak menimbun barang dagangan
7. TIdak berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Sabtu, 27 Juni 2020

Konversi Nilai Angka, Huruf, dan Predikat

Berikut ini adalah cara penentuan konversi nilai dari angka, huruf, dan predikat untuk memudahkan dalam penilaian dan evaluasi pembelajaran atau program.

Sumber: Handbook Competency Based Training

KATA KERJA OPERASIONAL (KKO) EDISI REVISI TEORI BLOOM

Kata Kerja Operasional (KKO) sangat diperlukan seorang pendidik dalam menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kata kerja operasional disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada setiap pembelajaran. Kata kerja operasional terdiri dari kata kerja untuk aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). Berikut ini adalah contoh kata kerja operasional disesuaikan dengan tingkatannya.

Minggu, 24 Mei 2020

Materi Tune Up Kendaraan Bensin Konvensional

TUNE -UP PADA MOTOR BENSIN KONVENSIONAL

Mesin perlu pemeriksaan, pembersihan, penyetelan atau penggantian, agar kemampuan mesin tetap
berada pada kondisi baik atau optimal, dengan melakukan pemeriksaan berarti membatasi
menurunnya kemampuan dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada mesin. Sesuai
dengan manual service jenis kendaraaan tersebut.


Selasa, 05 Mei 2020

8 Kesalahan Pendidikan Vokasional (TVET) di Indonesia ditinjau dari 8 Standar Nasional Pendidikan

Gambar 1. World Skills 2019

Kepanjangan dari TVET adalah Technical and Vocational Education and Training. Istilah tersebut terdiri dari 4 (empat) kata inti, yaitu: (1) Technical; (2) Vocational; (3) Education, dan (4) Training. Apabila dikaji secara mendalam ada perbedaan makna yang sangat jauh antara Technical dengan Vocational dan antara Education dengan Training. TVET adalah pembelajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja. Lembaga TVET di Indonesia terdiri dari Sekolah Menegah kejuruan (SMK) pada tingkat pendidikan menengah dan Politeknik pada tingkat pendidikan tinggi. Dalam perjalanannya TVET di Indonesia dituduh memberikan sumbangan angka pengangguran yang paling tinggi khususnya lulusan SMK. Hal ini menjadi sebuah pertanyaan sebenarnya ada di bagian mana masalahnya? Pada artikel ini akan dibahas secara singkat dan padat masalah yang ada pada pendidikan voaksional (TVET) di Indoensia.Berikut ini adalah delapan (8) Masalah Pendidikan Vokasional (TVET) di Indonesia ditinjau dari 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang diolah dari berbagai sumber.


Masalah 1. Standar Kompetensi Lulusan
- Kompetensi lulusan rendah
- Lulusan tidak siap kerja
- Gaji yang diterima tidak sesuai dengan biaya pendidikan yang telah dikeluarkan
- Perbandingan jumlah lapangan kerja dan lulusan (pencari kerja) timpang
- Lulusan kompetensi tertentu tidak dibutuhkan setiap tahun
- Dunia Usaha/Dunia Industri tidak mengakui kompetensi hasil lembaga pendidikan vokasional dan harus melakukan training kembali.

Masalah 2. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
- Minat menjadi guru relatif rendah
- Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan belum memadai
- Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan belum memadai
- Gaji yang diterima tidak sesuai dengan biaya pendidikan yang telah dikeluarkan

Masalah 3. Standar Sarana dan Prasarana
- Sarana dan prasarana pendidikan belum memadai
- Perawatan sarana dan prasarana belum dilakukan dengan baik
- Sarana dan prasarana kurang fleksibel untuk dikembangkan.

Masalah 4. Standar Isi
- Kurikulum (kompetensi) yang diajarkan kurang relevan dengan kebutuhan dunia kerja
- Jumlah jam pelajaran untuk mata pelajaran muatan lokal potensi kedaerahan belum mendapat perhatian lebih

Masalah 5. Standar Proses
- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) / Lesson Plan belum optimal membantu Guru dalam pembelajaran.
- RPP memberatkan guru
- Di sekolah swasta pembelajaran terganggu dengan kegiatan-kegiatan sekolah dan penerimaan peserta didik baru serta sulit untuk mengeluarkan siswa.

Masalah 6. Standar Penilaian
- Penilaian belum menggunakan standar kebutuhan kerja.
- Penilaian belum mampu menunjukan performa sebenarnya
- Penilaian yang digunakan belum komprehensif
- Model penilaian belum mampu memudahkan rekrutmen pekerjaan  

Masalah 7. Standar Pengelolaan
- Pengelolaan administrasi sekolah belum efisien
- Pengembangan Sumber Daya Manusia di sekolah belum optimal karena mengganggu jam pelajaran.
- SOP yang telah disusun belum dilaksanakan dan diawasi dengan penuh tanggungjawab.
- Kompetensi dalam bidang pengelolaan masih rendah.

Masalah 8. Standar Pembiayaan
- Biaya pendidikan belum pernah dievaluasi
- Biaya pendidikan belum pernah dianalisis 
- Unit cost biaya pendidikan per siswa belum pernah dianalisis dengan rinci
- Pembayaran SPP siswa tidak dapat diprediksi.
- Biaya operasional pendidikan tercampur dengan biaya pengembangan pendidikan dan biaya lainnya.

Demikian adalah delapan (8) masalah pendidikan vokasional (TVET) di Indonesia akhir-akhir ini. Jika  pembaca mempunyai masukan terkait dengan masalah pada pendidikan vokasional termasuk didalamnya pendidikan kejuruan (SMK), D3/D4  silahkan tulis pada kolom komentar, siapa tau ada solusi yang bisa mengubah pendidikan vokasional di Indonesia menjadi lebih baik lagi. Atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih. Salam Pendidikan Vokasional Indonesia !

Kamis, 30 April 2020

STRATEGI PEMBELAJARAN VIRTUAL ABAD 21

STRATEGI PEMBELAJARAN VIRTUAL ABAD 21

 

Apa kabar sahabat? semoga selalu sehat dan bahagia ya. Ditengah wabah Virus Corona atau yang sering disebut dengan COVID-19 kebahagiaan dan kesehatan adalah hal yang sangat penting untuk menangkal laju penyebaran virus ini. Para pembaca khususnya pendidik yang berbahagia, semakin hari guru dan dosen dituntut untuk cepat dalam beradaptasi dengan perkembangan dan kebutuhan zaman. Zaman sekarang perkembangan teknologi begitu cepat. Perkembangan teknologi yang begitu cepat menyebabkan perubahan di berbagai sektor seperti ekonomi, politik, sosialk, budaya dan juga pendidikan. Ditengah wabah pandemi dunia COVID-19 pendidikan merupakan bidang yang ikut terdampak akibat pergerakan informasi yang begitu cepat. Adanya teknologi informasi yang memudahkan dalam berinteraksi antar individu merubah metode pendidikan di Indonesia. Pendidik dalam hal ini guru dan dosen dituntut untuk mengikuti pola kebutuhan dan perkembangan zaman sehingga keterampilan/skill dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui media online sangat diperlukan. Kompetensi guru dan dosen abad 21 dituntut untuk dapat menggunakan platform pembelajaran online course (Zoom, Skype, Google Classroom, WhatsApp, dsb.) untuk mentransfer dan mentransformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya. Metode dalam menyampaikan materi kuliah dan atau materi pembelajaran menjadi berbeda. Model pembelajaran juga berbeda karena peserta didik tidak berada dalam kelas atau laboratorium bersama dengan guru atau dosen. Strategi pembelajaran virtual abad 21 diharapkan dapat membantu guru dan dosen dalam menyapkan pembelajaran online. Berikut ini adalah kumpulan karakteristik strategi pembelajaran virtual abad 21.

 

No

Topik

Deskripsi

1

Digital Literacy

Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

2

Edutainment

Edutainment adalah akronim dari "education plus entertainment". Dapat diartikan sebagai program pendidikan atau pelatihan yang dikemas dalam konsep hiburan yang menarik sedemikian rupa, sehingga tiap-tiap peserta hampir tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya sedang diajak untuk belajar atau untuk memahami materi pelajaran dan nilai-nilai (value) untuk setiap individu.

3

E-Learning Design

e-Learning Basic Learning Design merupakan program pembelajaran yang seluruhnya dilakukan secara online (full e-Learning).

4

Gamification

Gamifikasi adalah penggunaan dari teknik desain permainan [1], permainan berpikir dan permainan mekanik untuk meningkatkan non-game konteks. Biasanya gamifikasi berlaku untuk non-game aplikasi dan proses, untuk mendorong orang untuk mengadopsi mereka, atau untuk mempengaruhi bagaimana mereka digunakan. Gamifikasi bekerja dengan membuat teknologi yang lebih menarik[2], dengan mendorong pengguna untuk terlibat dalam perilaku yang diinginkan[3], dengan menunjukkan jalan untuk penguasaan dan otonomi, dengan membantu untuk memecahkan masalah dan tidak menjadi gangguan, dan dengan mengambil keuntungan dari kecenderungan psikologis manusia 'untuk terlibat dalam game'.[4] Teknik ini dapat mendorong orang untuk melakukan pekerjaan mereka yang biasanya membosankan, seperti menyelesaikan survei, belanja, mengisi formulir pajak, atau membaca situs web.[2] Data yang tersedia dari situs-situs gamified, aplikasi, dan proses perbaikan menunjukkan potensi di daerah seperti keterlibatan pengguna, ROI, kualitas data, ketepatan waktu, atau belajar.[5]

5

Guru Abad Ke- 21

Menurut Susanto (2010), terdapat 7 tantangan guru di abad 21, yaitu :

1. Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki beragam budaya dengan kompetensi multi bahasa.

2.    Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk mengkonstruksi makna (konsep).

3. Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif.

4.      Teaching and technology, mengajar dan teknologi.

5.  Teaching with new view about abilities, mengajar dengan pandangan baru mengenai kemampuan.

6.      Teaching and choice, mengajar dan pilihan.

7. Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas.

6

Learning Management System

Learning Management System (biasa disingkat LMS) adalah aplikasi perangkat lunak untuk kegiatan dalam jaringan, program pembelajaran elektronik (e-learning program), dan isi pelatihan.

Sebuah LMS yang kuat harus bisa melakukan hal berikut:

·         menggunakan layanan self-service dan self-guided

· mengumpulkan dan menyampaikan konten pembelajaran dengan cepat

·         mengkonsolidasikan inisiatif pelatihan pada platform berbasis ‘’web scalable’’

·         mendukung portabilitas dan standar

·  personalisasi isi dan memungkinkan penggunaan kembali pengetahuan.

7

Mobile Learning

Mobile learning adalah model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut m-learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik dan dapat diakses dari mana saja dan kapan saja.

8

Online Evaluation/Online Assessment

Online Evaluation/Online Assessment adalah salah satu fitur Pengembangan Diri yang disediakan oleh CDC UNS bagi member yang berupa tes mandiri secara online melalui web. Tes ini terdiri dari 2 jenis Tes, yaitu Tes Minat Karir dan Tes Potensi Diri. Hasil dari Online Assessment ini diharapkan dapat membantu member untuk dapat mengetahui minat karir dan potensi yang dimiliki.

9

Self Driving for Teacher

Kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan, serta membuka mindset untuk dapat berpikir secara kreatif dan inovatif dalam pendidikan merupakan kemampuan kunci yang perlu dimiliki oleh para guru untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia untuk saat ini dan dimasa depan.

10

Teaching New Generation

Delapan pertimbangan Teaching New Generation berdasarkan pada kebutuhan unik dari generasi siswa berikutnya, meskipun mereka juga akan mendukung kebutuhan SEMUA siswa saat ini:

1.  PRODUK NILAI. Pembelajar kontemporer ingin membuat sesuatu - tidak hanya proyek rekayasa di STEM atau ruang pembuat, tetapi mereka juga ingin membuat media sendiri dan membuat hal-hal yang penting. Penciptaan produk baru akan ditargetkan pada audiens di luar kelas dan mereka akan mencari umpan balik dan tanggapan dari audiens tersebut. Siswa-siswa ini akan memiliki identitas kewirausahaan dan perlu didukung dalam buah pikiran mereka.

2.      MODAL KEPUTUSAN. Pelajar kontemporer ingin tahu bahwa masukan mereka dihargai dan mereka ingin ikut serta dalam memilih APA dan BAGAIMANA mereka akan belajar. Pilihan sangat berarti bagi pelajar kontemporer, baik yang ditawarkan oleh guru maupun yang mereka hasilkan sendiri.

3. PENGALAMAN PRIBADI. Untuk mempersonalisasikan sesuatu, itu harus relevan, bermakna, dan menarik bagi individu yang terkena dampak. Sebagai perpanjangan dari modal keputusan, suara siswa dan pilihan yang datang dari suara-suara itu adalah apa yang benar-benar penting untuk Pembelajaran yang Disesuaikan. Guru dapat menetapkan atau turut menetapkan tujuan pembelajaran, kemudian mengembangkan rencana kolaboratif dengan siswa untuk memenuhi tujuan pembelajaran tersebut. Untuk memperjelas, saya tidak bermaksud bahwa kita harus menempel anak-anak di komputer dan membiarkan mereka menavigasi sendiri program yang menawarkan siswa beberapa guru atau vendor menciptakan pilihan dan menyebutnya mengajar atau belajar.

4.      MASALAH KONTEKS. Konten itu penting, tetapi konteks juga sama pentingnya. Akses ke konten dan latar belakang pengetahuan semakin tersedia di mana-mana dan perangkat agnostik. Titik fokus utama untuk Gen A adalah seputar keterampilan dan apa yang akan mereka lakukan dengan pembelajaran mereka. Pelajar kontemporer ingin tahu mengapa pekerjaan mereka, bukan hanya apa. Ini sebagian merupakan perluasan dari Produk Nilai, sejauh siswa perlu bekerja menuju tujuan otentik yang bermakna dan menarik.

5.    KEBIASAAN PIKIRAN. - Generasi Alpha akan semakin terhubung secara digital, tetapi tidak secara fisik. Mereka akan membutuhkan instruksi eksplisit dalam belajar bekerja dengan orang lain: berbagi, berpikir secara saling tergantung, bertanya dan menjawab pertanyaan yang bermakna, bersikap empati, dll. Sikap ini akan sangat penting dalam pendidikan generasi yang akan datang ini jika kita ingin mereka tumbuh menjadi kolaboratif. dan warga global yang komunikatif.

6.  TEKNOLOGI. Generation Alpha akan menjadi generasi yang paling melek teknologi dalam sejarah umat manusia. Namun teknologi itu sendiri tidak masalah. Inilah yang akan dilakukan oleh para siswa ini dengan teknologi untuk menciptakan produk-produk bernilai, menemukan informasi, berkolaborasi, memberi dan menerima umpan balik, dan menumbuhkan inovasi.

7.    UMPAN BALIK. Generation Alpha tidak akan peduli dengan nilai dan praktik penilaian tradisional. Mereka tidak akan peduli dengan struktur otoriter yang ada hanya karena memang selalu seperti itu. Mereka akan menantang tradisi yang sudah lama dipegang dan mencari bentuk-bentuk baru untuk menunjukkan tidak hanya apa yang mereka pelajari, tetapi BAGAIMANA BAIK mereka mempelajarinya. Mereka tidak akan tertarik dalam standardisasi dan perbandingan dengan yang lain; mereka ingin menjadi peserta magang yang mencari penguasaan melalui percakapan, coba-coba, umpan balik, dan siklus pertumbuhan di mana kegagalan tidak ada.

8.   TRADISI. Selain praktik penilaian, ada beberapa aspek tradisional sekolah yang akan meningkatkan atau mengurangi pembelajaran Gen A. Ini termasuk lingkungan yang fleksibel, gagasan tradisional tentang pekerjaan rumah, jadwal sekolah, penggunaan ruang di sekolah, peluang pembelajaran campuran, dan perangkat yang terhubung yang sama umum dengan krayon.

11

Virtual Class Room

Kelas Maya secara sederhana merupakan media yang menghubungkan pendidik dan peserta didik lewat data dalam jaringan (daring/online). Biasanya setiap Virtual Classroom memiliki kelebihan tersendiri di banding media sosial pada umumnya yang efektif untuk kegiatan belajar mengajar. Berikut adalah beberapa Virtual Classroom yang bisa jadi pilihan.

12

Virtual Graduation Ceremony

Upacara Wisuda Virtual, Wisuda virtual adalah upacara peneguhan atau pelantikan bagi seseorang yang telah menempuh pendidikan. Di kalangan akademik, wisuda virtual merupakan penanda kelulusan mahasiswa yang telah menempuh masa belajar pada suatu universitas secara virtual. Biasanya prosesi wisuda diawali prosesi masuknya senat universitas yang terdiri dari rektor dan para pembantu rektor dengan dekan-dekannya guna mewisuda para calon wisudawan diganti dengan komunikasi dengan perangkat elektronik melalui platform tertentu. Dalam menyelenggarakan wisuda virtual, tiap perguruan tinggi memiliki agenda yang tidak sama. Ada yang dilakukan setiap tahun, tetapi ada juga yang setiap semester, menyesuaikan kalender akademik.

Pada umumnya, calon wisudawan mengenakan pakaian yang sudah ditentukan, seperti pakaian pria menggunakan hem putih dan celana hitam bersepatu hitam, pakaian wanita menggunakan kebaya tradisional tipis dengan kain batik dan bagian luarnya mengenakan toga.[1]

 

REFERENSI:

https://inservice.ascd.org/8-considerations-for-teaching-the-next-generation-of-learners/

https://facultyresourcenetwork.org/publications/teaching-a-new-generation-of-students/april-d-lundy-rosalee-martin-alice-e-stephens-successful-teaching-and-engagement-using-technology/

https://www.idntimes.com/life/education/nadiya-rizki-utami/kelas-virtual-belajar-di-rumah-c1c2/2

https://cdc.uns.ac.id/assessment

https://www.kompasiana.com/dykadyk/54f84263a33311225e8b49b7/online-learning

https://id.wikipedia.org/wiki/Learning_Management_System

https://pendidikkreatif.wordpress.com/2017/01/07/7-karakteristik-guru-abad-21/

https://www.silabus.web.id/kompetensi-guru-abad-21-sebagai-tuntutan-generasi-z/