Minggu, 01 Maret 2020

ISU KOTEMPORER DAN PERMASALAHAN KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA



ISU KOTEMPORER DAN PERMASALAHAN KETENAGAKERJAAN
DI INDONESIA

Rendra Ananta Prima Hardiyanta
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan | Universitas Negeri Yogyakarta




Menurut Shemi (2019) persoalan ketenagakerjaan di Indonesia antara lain : (1) rendahnya produktivitas tenaga kerja karena 60% tenaga kerja bekerja di sector informal, (2) tingkat pendidikan tenaga kerja minim karena 57% angkatan kerja berpendidikan SMP ke bawah, dan (3) kemampuan yang dimiliki tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Selanjutnya Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menjelaskan, untuk mendorong pemanfaatan tenaga kerja ada tiga hal, yakni kualitas masih level raw model, kuantitas hanya segelintir yang memiliki skill tinggi dan sebarannya belum merata hanya menduduki kota-kota besar saja. Senada dengan hal tesebut dalam sebuah artikel tahun 2017 disebutkan 10 masalah ketenagakerjaan di Indonesia yaitu: (1) Jumlah angkatan kerja yang banyak, (2) Kualitas Angkatan kerja yang relative rendah, (3) Persebaran tenaga kerja yang tidak merata, (4) Kesempatan kerja yang amsih terbatas, (5) Gaji pekerja rendah, (6) Pertumbuhan lapangan kerja yang lambat, (7) Jaminan Sosial yang kecil, (8) Kesejahteraan Hidup yang rendah, (9) Pemutusan Hubungan Kerja, dan (10) Angka pengangguran tinggi.
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat dikatakan bahwa Indonesia masih memiliki berbagai permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian dan pemecahan. Pemerintah di bidang pendidikan dan tenaga kerja, Swasta, dan masyarakat sudah sepantasnya mendukung upaya pemecahan masalah ketenagakerjaan yang ada. Berikut ini merupakan usulan cara mengatasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia secara umum: (1) Mengadakan transmigrasi ke daerah-daerah terpencil. (cara ini bisa digunakan sebagai cara mengatasi persebaran penduduk di Indonesia), (2) Mengadakan pelatihan kerja pada calon tenaga kerja. (2) Mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berintegrasi dengan industry, (3) Mengadakan pelatihan manajerial di daerah-daerah terpencil agar dapat membangun daerahnya sendiri serta mampu mengolah sumber daya manusianya. Dengan demikian, para tenaga kerja di daerah tidak perlu repot-repot ke Pulau Jawa untuk mencari kerja, (4) Membuat kebijakan yang tepat mengenai ketenagakerjaan, (5) Mendorong tenaga kerja untuk berwirausaha (selain mengatasi masalah ketenagakerjaan, cara ini bisa digunakan untuk memicu faktor pendorong terjadinya perdagangan internasional di Indonesia), (6) Melakukan pemagangan kerja bagi calon tenaga kerja, (7) Membenahi gaji dan upah tenaga kerja, (8) Peningkatan gizi dan kesehatan tenaga kerja, (9) Menggalakan program KB, (10) Menngembangkan industri padat karya, (11) Meningkatkan permodalan di dalam negeri. (12) Pengembangan pekerjaan umum seperti proyek pembangunan jalan, pembuatan saluran air, irigasi, pembuatan jalan, serta perbaikan jalan raya, dan (13) Pengembangan sektor usaha informal di daerah-daerah terpencil.


REFERENSI
Helmi Shemi. (2019). Ini 4 Persoalan Ketenagakerjaan di Indonesia. DIakses dari https://www.idntimes.com/business/economy/helmi/ini-4-persoalan-ketenagakerjaan-di-indonesia
Danang Sugianto. (2018). Menaker Buka-bukaan soal Permasalahan Tenaga Kerja di RI. Diakses dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4293576/menaker-buka-bukaan-soal-permasalahan-tenaga-kerja-di-ri
Anonim. (2019). 10 Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia dan Solusinya diakses dari https://materiips.com/masalah-ketenagakerjaan-di-indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar