MODEL PENDIDIKAN VOKASIONAL
DI AKADEMI KOMUNITAS TOYOTA INDONESIA (AKTI)
Oleh:
Rendra Ananta Prima Hardiyanta
Abstrak
Pembangunan
sektor industri membutuhkan tenaga kerja yang kompeten dan link and match
dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Tenaga kerja yang kompeten
dibentuk oleh lembaga pendidikan vokasional yang kompeten pula. Penelitian ini
bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan model pendidikan vokasional di Akademi
Komunitas Toyota Indonesia (AKTI), (2) struktur organisasi di Akademi Komunitas
Toyota Indonesia (AKTI), dan (3) mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan model
pendidikan vokasional di Akademi Komunitas Toyota Indonesia (AKTI). Metode
dalam penelitian ini adalah studi literatur yaitu dengan melakukan pencarian
sumber bacaan dari internet, buku referensi, maupun artikel pendidikan
vokasional yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. Hasil Penelitian ini
menunjukan bahwa: (1) Model
pembelajaran di AKTI terdiri dari 4 fase yaitu: (a) penanaman sikap dasar dan
mobilitas pekerja industri, (b) penumbuhan kemampuan belajar teori, praktik,
dan kebiasaan di asrama, (c) pengembangan minat bakat, softskills dan
leadership, kemudian diakhiri dengan (d) praktik industri dan pengakuan melalui
sertifikasi kompetensi; (2) Struktur Organisasi AKTI adalah terdiri dari: (1)
Senat Akademik, (2) Direktur, (3) Dewan Penyantun, (4) Dewan Kode Etik, (5)
Satuan Pengawas Internal (SDM & Keaungan), (6) Wakil Direktur I, (7) Wakil
Direktur II, serta (8) Dosen. Wakil direktur I bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan Ketua Team Persiapan Prodi TPKR4, Badan Administrasi Akademik, Unit
Perpustakaan, Penelitian dan PKM, Program Studi TPMO, dan Unit Penjaminan Mutu
sedangkan Wakil direktur II bertanggungjawab terhadap pelaksanaan Unit
Laboratorium Sarana dan Prasarana, Unit Keuangan, Unit Kemahasiswaan dan
Alumni, Unit Kelembagaan, SDM, Kerjasama dan IT; (3) Kelebihan AKTI antara lain:
(1) memiliki tim pengajar yang kompeten, (2) memiliki struktur organisasi yang
rapi dan solid, (3) memiliki program kerja yang tepat, (4) memiliki manajemen
pengelolaan yang kuat, (5) memiliki manajemen sistem informasi (IT) yang
akurat, serta (6) memiliki fasilitas sarana dan prasarana pendidikan yang
memadai diantaranya. Sedangkan kelemahan AKTI antara lain:(1) Jumlah peserta
didik yang dapat mengikuti pendidikan di AKTI setiap tahunya terbatas dan (2)
Biaya pendidikan di AKTI cukup besar.
Kata kunci : Model, Pendidikan Vokasional, AKTI
PENDAHULUAN
Total proyeksi
kebutuhan tenaga kerja industri dalam rangka pembangunan ekonomi nasional pada
tahun 2017 sebanyak 589.447, Tahun 2018 meningkat menjadi 604.565, kemudian
tahun 2019 meningkat lagi menjadi 619.732 (AKTI, 2019). Saat ini link and
match pendidikan vokasional dan industri masih belum memadai baik dari segi
keilmuan, sarana dan prasarana, guru, maupun supply and demand
lulusannya khususnya di bidang otomotif. Melihat hal tersebut Toyota melalui
Yayasan Toyota Indonesia di Kabupaten Karawang mendisain sebuah akademi yang
dirancang untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap bekerja pada bidang
manufacturing otomotif untuk mengurangi gap link and match yang terjadi dengan
ditetapkannya Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor
135/KPT/I/2015 tanggal 4 Desember 2015 yang dinamakan Akademi Komunitas Toyota
Indonesia.
Gambar 1. Target Pembentukan 1.000.000 Tenaga Kerja
Melalui
Program Vokasi Industri
Pendidikan yang
berinteraksi langsung dengan dunia industri sangat penting dan
efektif.(Prosser, 1949)(Finch & Crunkilton, 1999)(Ancong, 2019)(Sofyan,
2019). Pendidikan semacam ini menghasilkan lulusan yang cepat beradaptasi dalam
pekerjaan sehari-hari sehingga menguntungkan industri (Ancong, 2019). Ciri khas
model pendidikan vokasional adalah membentuk dua hal yaitu: (1) Ghino (jepang)
yang artinya skil atau keterampilan kemudian (2) Chishiki (jepang) yang artinya
pengetahuan.
DISKUSI
Akademi
Komunitas Toyota Indonesia adalah Perguruan Tinggi Vokasi yang mendidik
mahasiswa dengan tanggap, tangkas dan Tangguh dengan dibekali pendidikan
karakter yang kuat terhadap body and mine yang mana akan menjadikan perguruan
tinggi yang unggul dalam bidang manufaktur otomotif dan ikut membangun
perkembangan Industri Otomotif di Indonesia.
Akademi
Komunitas Toyota Indonesia mempunyai fungsi menyelenggarakan pendidikan
vokasional level pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Melaksanakan pendidikan yang berorientasi untuk mendukung kegiatan penyediaan
tenaga kerja industri otomotif Indonesia.
AKTI dipimpin
oleh seorang direktur dibantu wakil direktur I dan wakil direktur II. Struktur Organisasi
AKTI secara lengkap dapat dilihat pada bagan struktur organisasi AKTI di bawah
ini.
AKTI memiliki
visi yaitu: Menjadi Institusi
Pendidikan yang unggul dalam bidang proses manufaktur otomotif pada tahun 2025
untuk menghasilkan lulusan yang Tanggap (Perceptive), Tangkas (Agile) dan
Tangguh (Perseverance) sebagai fondasi
dalam rengka mendukung perkembangan Industri Otomotif Indonesia. Dalam rangka
mewujudkan visinya AKTI memiliki 4 misi yaitu: (1) Menyelenggarakan program
pendidikan proses manufaktur otomotif untuk industri otomotif di Indonesia
melalui sistem pendidikan tinggi yang
terencana dan terintegrasi dalam kurikulum yang dinamis, fasilitas pendukung
lengkap dan Dosen yang kompeten, (2) Melaksanakan penelitian untuk meningkatan
standar teknologi dalam bidang proses manufaktur otomotif industri dan otomotif
di indonesia, (3) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat khususnya pada
bidang industri otomotif dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan (4)
Menyelenggarakan kerjasama baik dalam Negeri maupun luar Negeri dalam
mengimplementasikan Visi serta Tridarma Perguruan Tinggi.
Kurikulum di AKTI lebih
ditekankan pada peningkatan keterampilan dan karakter melalui praktik ketika di
laboratorium maupun langsung ketika kerja praktik di perusahaan ketiga magang.
Selanjutnya selain itu juga diajarkan pada pengetahuan tentang budaya industri.
Fase pendidikan di AKTI ada 4 fase, yaitu: (1) penanaman sikap dasar dan
mobilitas pekerja industri, (2) penumbuhan kemampuan belajar teori, praktik,
dan kebiasaan di asrama, (3) pengembangan minat bakat, softskills dan leadership,
kemudian diakhiri dengan (4) praktik industri dan pengakuan melalui sertifikasi
kompetensi.
Pada fase penanaman
karakter benar-benar ditekankan pada disiplin kerja. Penanaman karakter
dilakukan oleh abntuan TNI sehingga mendapatkan ahsil yang maksimal. Salah satu
alumni AKTI menyebutkan bahwa budaya yang dibentuk antara lain: (1) bangun
pagi, (2) mulai kuliah pukul 6 pagi dengan didahului apel, (3) pulang selalu
sore hari, (4) selalu melakukan aktivitas produktif, (5) tidak ada waktu yang
terbuang sia-sia, dan (6) pola hidup sehat.
Pada fase penumbuhan
kemampuan belajar teori dan praktik dilakukan di kelas dan laboratorium yang
menggunakan teknologi terkini dan memadai sesuai dengan perkembangan teknologi
yang ada di Toyota Motor Manufactoring Indonesia (TMMIN). Pembelajaran teori
antara lain tentang: (1) pembentukan dasar, (2) alat ukur, (3) gambar teknik,
(4) penumatik dan hidrolik, dan (5) otomasi. Sebagai sarana penunjang
pembelajaran teori terdapat ruang kelas yang representatif, meja kerja, meja
gambar, perpustakaan, lab bahasa. Sebagai sarana penunjang pertemuan ada juga
aula seminar. Setelah selesai pembelajaran mahasiswa pulang ke asrama untuk
melanjutkan aktivitas agar suasana tetap terkondisikan dan tidak terpengaruh
dari luar
Pada fase pengembangan
minat bakat, softskills dan leadership dilaksanakan melalui
berbagai kegiatan ekstrakurikuler diantaranya: (1) marching band, (2) Pelatihan
Baris Berbaris (PBB), (3) Paskibraka 17 Agustus, (4) Paduan Suara, (5) Berbagai
Olah raga di asrama maupun kampus, (6) Kegiatan Keagamaan, (7) Bakti Sosial ke
Masyarakat, dan (8) Santunan anak yatim piatu.
Pendidikan di AKTI
diakhiri dengan fase empat yaitu praktik industri dan pengakuan melalui
sertifikasi kompetensi. Praktik industri dilakukan melalui on the job
develompent dan pemagangan produksi di perusahaan TMMIN serta diawasi
langsung oleh pekerja yang kompeten di bidangnya sehingga mahasiswa semakin
mantap dengan skills dan knowledges yang dimilikinya. Kalaupun
terjadi kesalahan langsung dapat diperbaiki oleh pembimbing di industri TMMIN.
Sebagai bukti bahwa mahasiswa benar-benar memiliki kompetensi yang terstandar
maka mahasiswa juga melakukan uji sertifikasi kompetensi dari Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP) yang dilakukan di Lembaga Sertifikasi Profesi
sehingga diakui secara nasional. Sertifikasi yang telah dilaksanakan yaitu
National Skill Certification Test for Equipment Maintenance Level 3 di LSP-LMI.
Mahasiswa melaksanakan uji sertifikasi kompetensi dengan menggunakan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Setelah lulus dari rangkaian pendidikan
termasuk uji kompetensi dilaksanakan, mahasiswa melaksanakan wisuda yang diadakan
setiap tahunnya. Sampai saat artikel ini dibuat baru meluluskan tiga angkatan
yang lulus sejak tahun 2016 dengan total lulusan 96 orang dan semuanya (100%)
terserap di lini produksi dengan kualitas baik. Kurikulum di AKTI dibuat
adaptif dan fleksibel menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan revolusi
industri 4.0 serta tuntutan keterampilan abad 21. Tahapan rekrutmen mahasiswa
AKTI meliputi 5 tahap yaitu: (1) Seleksi Administratif, (2) Tes Intelegensia,
(3) Prikotes Interview, (4) Medical Check Up, dan (5) Penumuman hasil.
Keunggulan AKTI antara
lain adalah: (1) memiliki tim pengajar yang kompeten yaitu dosen yang merupakan
pakar di bidangnya, (2) memiliki struktur organisasi yang rapi dan solid
sehingga efektif dan efisien, (3) memiliki program kerja yang tepat diantaranya
adalah berupa pendidikan dan pelatihan (diklat) dosen di Toyota Jepang dan
diklat dosen di Polman Bandung, (4) memiliki manajemen pengelolaan yang kuat,
(5) memiliki manajemen sistem informasi (IT) yang akurat, serta (6) memiliki
fasilitas sarana dan prasarana pendidikan yang memadai diantaranya: gedung
kuliah, kantin, parkir, dojo pneupatic hidrolik, dojo elemen mesin, dojo PLC
Squence, dojo monozukuri, ruang kelas, lab gambar, lab bahasa, perpustakaan,
karakuri creative studio, dan asrama mahasiswa.
Kelemahan AKTI antara
lain adalah: (1) Jumlah peserta didik yang dapat mengikuti pendidikan di AKTI
setiap tahunya terbatas dan (2) Biaya pendidikan di AKTI cukup besar.
KESIMPULAN
Berdasarkan
kajian studi literatur diatas dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.
Model
pembelajaran di AKTI ada 4 fase yaitu: (1) penanaman sikap dasar dan mobilitas pekerja
industri, (2) penumbuhan kemampuan belajar teori, praktik, dan kebiasaan di
asrama, (3) pengembangan minat bakat, softskills dan leadership,
kemudian diakhiri dengan (4) praktik industri dan pengakuan melalui sertifikasi
kompetensi.
2.
Struktur
Organisasi AKTI adalah terdiri dari: (1) Senat Akademik, (2) Direktur, (3)
Dewan Penyantun, (4) Dewan Kode Etik, (5) Satuan Pengawas Internal (SDM & Keaungan),
(6) Wakil Direktur I, (7) Wakil Direktur II, serta (8) Dosen. Wakil direktur I
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan Ketua Team Persiapan Prodi TPKR4, Badan
Administrasi Akademik, Unit Perpustakaan, Penelitian dan PKM, Program Studi
TPMO, dan Unit Penjaminan Mutu sedangkan Wakil direktur II bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan Unit Laboratorium Sarana dan Prasarana, Unit Keuangan,
Unit Kemahasiswaan dan Alumni, Unit Kelembagaan, SDM, Kerjasama dan IT.
3.
Kelebihan
AKTI antara lain: (1) memiliki tim pengajar
yang kompeten yaitu dosen yang merupakan pakar di bidangnya, (2) memiliki
struktur organisasi yang rapi dan solid sehingga efektif dan efisien, (3)
memiliki program kerja yang tepat diantaranya adalah berupa pendidikan dan
pelatihan (diklat) dosen di Toyota Jepang dan diklat dosen di Polman Bandung,
(4) memiliki manajemen pengelolaan yang kuat, (5) memiliki manajemen sistem
informasi (IT) yang akurat, serta (6) memiliki fasilitas sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai diantaranya: gedung kuliah, kantin, parkir, dojo
pneupatic hidrolik, dojo elemen mesin, dojo PLC Squence, dojo monozukuri, ruang
kelas, lab gambar, lab bahasa, perpustakaan, karakuri creative studio, dan
asrama mahasiswa. Sedangkan
kelemahan AKTI antara lain:(1)
Jumlah peserta didik yang dapat mengikuti pendidikan di AKTI setiap tahunya
terbatas dan (2) Biaya pendidikan di AKTI cukup besar.
DAFTAR PUSTAKA
Akademi Komunitas Toyota Indonesia. (2019).
Akademi Komunitas Toyota Indonesia. Diakses dari http://www.akti.ac.id/
pada tanggal 28 Desember 2019
Akademi Komunitas Toyota Indonesia. (2019).
Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=fZFaHIVOZcU&feature=emb_title
pada tanggal 28 Desember 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar